Jawaban Aku orang batak. Boru sianturi . Papi aku marga sianturi. Nah kami orang-orang batak istilahnya sudah punya jodoh dari lahir yaitu sepupu kami sendiri. Jodoh aku disebut pariban. Jadi pariban itu begini papi aku marga sianturi punya adik atau kakak perempuan nah mereka itu punya anak lak Jikakamu orang Batak, mungkin kamu cukup familier dengan aturan-aturan yang berlaku di sana termasuk salah satunya dalam hal pernikahan. Melansir berbagai sumber, hal ini ternyata menjadi kewajiban demi melanjutkan keturunan kalau bisa laki-laki agar bisa melanjutkan marga yang dimiliki. Jika kamu orang Batak atau saat ini kamu memiliki pacar MEMILIKIpasangan dari Suku Batak, apalagi kaum lelaki pasti kenal sebentar langsung diajak menikah lho, Ladies! Rupanya cowok Batak tergolong tipe setia dan dianggap mudah cinta mati sama seorang perempuan. Tapi terlepas dari itu, menikah dengan orang Batak juga ada ebberapa kekurangan yang harus dimengerti. Daripada Anda sudah terlanjut menikah, lalu ada ketidakcocokan karakter di tengah mengarungi bahtera rumah tangga, sangat sayang rasanya. Jawaban(1 dari 2): Sebagai orang yang sering bergaul dengan orang Minang, saya jadi banyak tahu kekurangan dan kelebihan mereka. Karena dalam pertanyaan ini yang diminta adalah kelebihannya, maka saya akan mengajukan tiga hal yang menurut saya merupakan strength-nya orang Minang : Pandai berdip Pengertianperkawinan menurut Pasal 1 UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan: Perkawinan ialah ikatan batin antara seorang pria dengan seorang wanita, sebagai suami istri dengan membentuk kelaurga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhan Yang Maha Esa. Pengertian Perkawinan Menurut Para Ahli. Inilahkeuntungan menikah dengan pariban yang harus kamu ketahui. 1. Tidak perlu repot-repot mencari cewek buat PDKT. 2. Tidak perlu waktu untuk saling mengenal. 3. Mempererat hubungan kekeluargaan. Kekurangan menikah dengan pariban. Berikut ini kekurangan kerugian jika menikah dengan pariban. 1. Tidak menambah saudara. 2. Dicap tidak bisa mencari pacar dan terkesan dijodohkan. 3. rDNQuAl. Jodoh adalah rahasia Tuhan, kita tak pernah tahu apakah akan berjodoh dengan orang satu suku, ataukah dengan yang berbeda suku. Hal ini juga berlaku untuk para selebriti, ada beberapa artis menikah dengan orang Batak padahal mereka sendiri tak punya darah Batak. Siapa sajakah mereka? Daftar Artis yang Menikah dengan Orang Batak 1. Jessica Mila Yang paling hangat dibicarakan saat ini ialah pernikahan Jessica Mila dengan Yakup Hasibuan. Pernikahan keduanya menjadi sorotan karena Jessica Mila melakukan prosesi adat untuk menyematkan marga Batak di belakang namanya. Kini Jessica Mila resmi jadi orang Batak dengan menyandang marga Damanik. Rencananya mereka akan menikah pada 4 Mei 2023. Jessica Mila sendiri merupakan keturuna Jawa Belanda dan Minahasa. Semoga lancar acara nikahannya! 2. Rio Dewanto Pernikahan Rio Dewanto dan Atiqah Hasiholan cukup mengejutkan publik kala itu. Sama-sama berkecimpung di dunia akting, Rio Dewanto yang keturunan China-Jawa melabuhkan hati pada lawan mainnya di film Hello Goodbye, Atiqah Hasiholan yang merupakan keturunan Batak. Keduanya menikah tahun 2013 silam dan telah dikaruniai seorang putri cantik bernama Salma Jihane Putri Dewanto. 3. Artis Menikah dengan Orang Batak,Rianti Cartwright Memiliki keturunan Inggris dan Jawa, Rianti Cartwright rupaya berjodoh dengan orang Batak bernama Alfoncius Dopot Parulian Nainggolan atau biasa dipanggil Cas Alfonso yang berprofesi sebagai penyanyi dan komposer musik. Keduanya menikah pada tahn 2010 dan masih langgeng hingga sekarang. 4. Olla Ramlan Olla Ramlan yang memiliki darah Banjarmasin menikah dengan pria asal Batak, Muhammad Aufar Hutapea pada tahun 2012. Keduanya dikaruniai dua orang aak dari pernikahan tersebut. 5. Artis Menikah dengan Orang Batak, Bebi Romeo Jika ditanya soal contoh cinta sejati di kehidupan nyata, bisa jadi Bebi Romeo dan Meisya Siregar adalah jawabannya. Bebi Romeo adalah musisi, penyanyi, pencipta lagu dan produser musik, sedangkan Meisya Siregar merupakan artis peran dan presenter. Bebi Romeo mencintai Meisya sejak keduanya masih sama-sama lajang, namun Meisya kemudian menikah dengan orang lain. Patah hati membuat Bebi Romeo menciptakan lagu Bunga Terakhir yang melegenda. Namun, istilah kalau jodoh takkan kemana benar-benar berlaku pada hidup Bebi Romeo. Meisya Siregar bercerai dengan suami pertamanya. Dan akhirnya mereka berdua menikah pada tahun 2004. Hubungan keduanya masih harmonis sampai sekarang dan memiliki tiga orang anak. Meisya sendiri merupakan keturunan Batak karena ibu dan ayahnya asli orang Batak. Sedangkan Bebi Romeo sendiri tak punya keturunan Batak sama sekali. 6. Kahiyang Ayu Yang terakhir dalam daftar ini ada putri tunggal Presiden Jokowi, yakni Kahiyang Ayu. Kahiyang yang keturunan Jawa menikah dengan Bobby Nasution asal Mandailing, Sumatera Utara. Bobby merupakan biar berdarah Batak. Kini keduanya telah dikaruniai tiga orang anak yang lucu-lucu. Baca juga 10 Artis Menikah dengan Adat Batak, Prosesinya Ada yang Sampai 7 Jam! Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. [caption caption="Pengantin Batak wordpress"][/caption]Berhubung ini hari jumat dan saya sudah tidak sabar menunggu akhir pekan, saya ingin membagi sebuah cerita yang sebenarnya agak “ngeri-ngeri sedap” untuk dibahas mengkopi bahasa Bang Sutan Bathoegana D. Sebuah cerita satir mengenai stigma, stereotip sebuah suku bernama suku Batak, yang disandur dari kisah nyata. Berhubung saya sudah menyaksikan film terbaru Quentin Tarantino, berjudul The Hateful Eight di bioskop yang paling dekat dengan domisili saya Yang mana film ini sangat bagus dan seperti biasa khas Tarantino yang penuh satir dan black comedy, saya terinspirasi untuk menulis cerita ini seperti gaya 1 – Stigma Orang BatakStigma orang Batak tidak jauh dari suku lainnya, terutama bila bicara soal pasangan hidup. Memilih pasangan hidup seiman adalah kewajiban dan hal yang baik, namun memilih yang seiman dan sesuku adalah yang terbaik. Seorang teman dari suku lain pernah bertanya kepada saya, “Kenapa orang Batak selalu mencari pasangan orang Batak? Apakah itu sebuah keharusan? Apakah memang suku lain bernilai lebih rendah daripada orang Batak?” Menghadapi pertanyaan seperti ini dari suku lain, saya tetap menggunakan jawaban yang sudah dari dulu saya simpan dalam memori otak saya. “Begini, Bangsa Batak adalah bangsa yang suaranya suka “keras dan kencang.”Bisa jadi karena geografis tinggal suku Batak dulunya banyak jurang dan lembah. Jadi kalo ngomong pelan, kagak kedengaran. Makanya suaranya kencang-kencang. Suara kencang-kencang seperti ini jelas bertolak belakang dengan suku lain yang terkenal lembut seperti Sunda dan Jawa. Jadi seandainya seorang Batak menikah dengan suku Jawa atau Sunda, akan membutuhkan adaptasi soal interpretasi dan intonasi suara. Seorang Batak yang berbicara dengan suara kencang kepada Istrinya yang non-Batak, bisa menimbulkan multi intrepretasi. Bisa saja sang Istri menganggap si Suami Batak membentaknya, bisa saja si Istri tidak terima dan sakit hati. Ketika tidak tahan, Si Istri malah bernyanyi sambil menangis “Pulangkan saja, aku pada Ibuku, atau bapakku.” Kan repot, Bos ^^.” Perbedaan kultur menjadi sesuatu yang sangat sulit, dan bisa menyakitkan bila tidak disikapi dengan dewasa. Itu sebabnya, Stigma Batak tidak jauh berbeda dengan suku-suku lain. Menikah dengan sesuku adalah “Main aman” meskipun tidak selalu aman tentunya ^^. Sekalipun budaya suku memepengaruhi kehidupan seseorang, persoalan dalam pernikahan tentunya kembali kepada setiap personal untuk menanggapi dan memecahkannya, bukan ditentukan secara signifikan dari 2 – Saya Memandang “Sileban” Saya secara personal memandang kesukuan tentu dipengaruhi oleh sentimen. Pastinya. Contoh, saat saya berada di sebuah keramaian dan berkenalan dengan seseorang. Bila dia seorang suku non-Batak, maka saya akan bertanya siapa namanya, asalnya dari mana. Namun bila dia seorang Batak, saya akan mencari hubungan kekerabatan dengannya melalui marganya, yang mana akan lebih memudahkan untuk mengembangkan pembicaraan, yang mungkin akan berujung pada bertukar kartu nama atau nomor seperti fanatisme terhadap kaum sesuku namun demikianlah adanya setiap orang. Seorang teman pernah berkata kepada saya, saat kamu berada di sebuah lingkungan, kamu akan mencari orang yang “sama” denganmu. Saat kamu ada di sebuah negeri asing, kamu akan lebih condong kepada orang yang “senegara” denganmu, saat kamu ada di luar angkasa, di galaxy lain, kamu tidak akan berpikir sebagai manusia, tapi kamu akan berpikir sebagai “spesies” dan ada “spesies” yang tidak sama denganmu di luar angkasa. Itu membuatmu lebih intim dengan yang satu “spesies”. Semua itu bisa diterima bila masih dalam sebuah kadar yang wajar, namun tidak sedikit fanatisme yang kelewat batas menghinggapi peradapan manusia. Hal ini terbukti dengan banyaknya persoalan rasis di berbagai belahan negara. Saya sendiri tidak menyangkal bahwa saya terkadang rasis” kepada beberapa menjadi unik adalah bagaimana pandangan saya mengenai boru Sileban boru sileban adalah istilah kepada perempuan yang non-batak, yang diberikan marga batak agar bisa menikah dengan orang batak? Sebelum menjawabnya, saya ingin memberi sebuah contoh sederhana. Di beberapa media sosial, sudah seringkali dibagikan bahwa keuntungan mendapatkan pasangan suku tertentu. Contoh 10 Hal yang membuatmu wajib menikah dengan orang Batak. 7 Alasan kenapa kamu harus memilih Cowok Alasan kenapa Perempuan Batak adalah Pasangan Hidup yang Terbaik, dan masih banyak contohnya Contoh ini saya ambil berorientasi pada Batak, karena faktanya tulisan tulisan seperti ini tidak semata suku Batak saja, suku yang lain juga. Apakah sudah pasti semua orang Batak adalah orang baik? Apakah sudah pasti bahwa suku lain “worthless” ketimbang orang Batak? Pertanyaan seperti ini bisa menjadi ironi bagi orang yang membuat artikel atau mempercayainya, tapi… Menikah bagi saya secara personal, tidak hanya saya yang bahagia, tetapi keluarga saya juga. Ibu, Bapak, Tulang, Tante, Nantulang, Oppung, semuanya bahagia dan menerima pasangan saya. Bila yang membuat mereka bahagia adalah saya menikahi seorang perempuan Batak, bukan perempuan “sileban”, tentu kamu mengerti jawaban saya bukan? DChapter 3 – Resepsi PernikahanSehabis “Pulang Kampung” di Desember 2015, pada awal Januari 2016, kembali ke Jakarta, dan langsung disuguhi sebuah momen yang “menghancurkan sebagian besar stigma” dalam pikiran saya. Pada awal januari, kakak sepupu saya Putri dari Bapatua /Abangnya Ayah saya menikahi seorang pria Jawa, dan mengundang saya dan saudara saya ke acara resepsinya. Hal ini melengkapi perjalanan keluarga Bapatua Saya yang Indonesia Raya Anak Pertama menikah dengan perempuan Manado, Putri nomor dua menikah dengan pria Batak, Putri nomor tiga dan empat menikah dengan pria Jawa. Kebetulan Kakak sepupu saya adalah seorang yang sangat moderat dan berpikiran bebas, sehingga iseng-iseng saya bertanya kepadanya “Kak, kenapa tidak menikahi seorang pria Batak?” Dia hanya tertawa kecil mendengarnya lalu berkata, “Inilah pilihan Kakak.”Saya mengingat semua dengan jelas artikel-artikel yang menyebut kenapa seorang Batak harus mencari pasangan orang Batak. Saya mengingat dengan jelas petuah dan nasehat para tetua mengenai pasangan hidup yang layak untuk seorang pria Batak seperti saya. Namun semua itu menjadi membingungkan, saat saya bertemu dengan “lelaki asing” yang menikahi kakak-kakak sepupu saya. Yang menikahi Kakak saya saat ini adalah seorang pria jawa yang sangat humble dan bersahabat. Tidak sombong dan Jumawa. Tamatan dari ITB jurusan Teknik Kimia sebelum reformasi ini, dia bercerita bagaimana dirinya bergumul hingga bisa menjadi seperti sekarang. 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya Perkawinan atau Pernikahan SemargaPerkawinan yang baik menurut pandangan masyakat Batak Toba adalah perkawinan yang mengikuti ketentuan yang berlaku dalam adat Batak penulis jelaskan terlebih dahulu diawal tentang artikel Dampak dan Akibat dari Perkawinan Semarga dalam Adat Batak Toba ditujukan kepada penggunaan informasi pembelajaran dan tidak bertujuan kepada penganjuran dan atau sebagai bahan dasar melakukan argumentasi pernikahan semarga/sedarah/ Sembiring dan Tatiek Kartikasari 199824 mengungkapkan bahwa Perkawinan ideal bagi masyarakat Batak Toba ialah perkawinan antara seorang laki-laki dengan anak perempuan saudara laki-laki dari pihak ibunya atau “boru ni tulang na”. Pihak kedua orang tua selalu menganjurkan perkawinan ideal tersebut, dan bila anjuran ini tidak berhasil pihak orang tua biasanya akan mengalah demi kebahagiaan masyarakat Batak Toba, ada semacam ketetapan atau peraturan dalam hukum adat Batak Toba tentang pembatasan jodoh yaitu tidak boleh menikah dengan saudara seibu/seayah, dengan saudara seibu tetapi lain ayah, laki-laki tidak boleh menikah dengan anak perempuan dari dari saudara perempuan ayah, perempuan tidak boleh menikah dengan anak laki-laki dari saudara laki-laki ibu dan tidak boleh menikah dengan saudara dapat menikah dengan saudara semarga artinya tidak dapat menikahi siapapun yang kedudukannya semarga dengan kita atau dengan kata lain yang berada dalam satu rumpun marga yang sama. Kencana Sembiring dan Tatiek Kartikasari, 199824Perkawinan semarga merupakan perkawinan yang terjadi antara pria dan wanita semarga. Semarga dalam pandangan orang Batak disebut juga dengan istilah namariboto abang-adik. Namun, jika hal ini terjadi di masyarakat Batak Toba, maka perkawian tersebut sama saja incest sumbang/larangan. Pengertian incest bagi masyarakat Batak Toba bahkan lebih luas dari sekadar skandal antara orang tua dan anak, atau sesama saudara kandung, melainkan meliputi kawin dengan orang keyakinan masyarakat Batak Toba, meski sudah turun-temurun dalam beberapa generasi, orang semarga tetap merupakan bertali darah bagai kakak dan adik. Marga dikukuhkan dalam ketentuan adat sehingga orang semarga tabu untuk menikah. Jadi, seandainya terjadi incest, itu berarti arang bukan hanya mencoreng kening keluarga, tapi juga di wajah masyarakatnya. Sikap hormat pada warisan leluhur itu membuat hukum adat yang bicara, yaitu pasangan pelaku dijatuhi sanksi adat Batak mengenai larangan menikah semarga telah berlaku sejak dulu kala, namun meskipun demikian perkawinan semarga juga sudah banyak terjadi pada jaman dahulu. Berbagai alasan yang telah dikemukakan dahulu kala seperti susahnya untuk pergi kekampung lain untuk mencari pasangan yang berbeda marga karena berbagai faktor atau hambatan yang menyebabkan masyarakat didaerah tersebut menikah dan terjadilah perkawinan semarga. Meskipun sejak dahulu sudah ada, tetapi hal tersebut tetaplah pernikahan semarga menjadi tabu untuk dilakukan. Pada masa kini diharapkan perturan untuk tidak menikah semarga menjadi lebih ketat karena tidak adanya alasan mengenai kesulitan yang dialami seperti masa marpadanPerkawinan Bona Ni AriPerkawinan MarpadanPerkawinan Marpadan adalah perkawinan antar marga yang bekerabat dari adanya sumpah leluhur. Misalnya, leluhur marga Sitompul dan Tampubolon. Karena persahabatan yang kental, mereka kemudian mirip saudara kandung hingga sepakat bersipadan atau membuat janji agar keturunan mereka tak akan saling Bona Ni AriPerkawinan Bona Ni Ari adalah perkawinan antar lelaki dan wanita yang semarga dengan istri leluhur pertama. Contoh, wanita boru Tambunan tabu kawin dengan pria Manurung karena boru Manurung adalah istri Raja Tambun. Sebaliknya pria Tambunan sangat dianjurkan menikahi wanita Manurung. Mereka marpariban boru Manurung itu boru tulang, putri saudara lelaki ibu atau sepupu, keturunan Raja banyaknya dan begitu tegasnya hukum adat yang dipegang oleh orang Batak membuat orang tua sebisa mungkin akan mengajarkan anaknya terutama anak laki-laki sebagai pewaris marga mengenai silsilah marganya agar kelak tidak salah melangkah dalam memilih pasangan yang mengerti partuturon-nya silsilah marga, maka dia tidak akan mungkin menikah dengan yang semarga, Bona Ni Ari ataupun Marpadan dengan dirinya karena dia akan menganggap yang semarga dengan dirinya itu merupakan satu keturunan bahkan satu perut dengan dirinya dan pada umumnya dia akan menganggap orang yang semarga dengan dirinya itu ialah saudara laki-laki ataupun saudara perempuannya serta yang menjadi ketentuan para leluhur dahulu akan begitu Akibat dan Sanksi Terhadap Perkawinan SemargaPerkawinan semarga merupakan perkawinan yang menyimpang dan melanggar ketentuan hukum adat Batak Toba yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan pada dasarnya memang ditentang baik itu oleh tokoh adat maupun masyarakat Batak Toba. Namun, disisi lain orang yang menikah dengan yang semarga ternyata dapat hidup baik dan sejahtera dan punya keturunan sehingga membuat ketentuan ini sudah mulai dianggap tidak tabu lagi oleh masyarakat khususnya masyarakat Batak yang sudah lahir dan hidup di apa yang dianggap wajar bagi warga dan wilayah desa yang melakukannya, ternyata belum bisa diterima penduduk di luar desa tidak semua orang memiliki persepsi yang sama terkait perkawinan semarga ini. Ada yang masih memegang teguh hukum adat yang berlaku dan ada yang sudah mulai tidak mengindahkannya lagi dan menganggap hal itu merupakan sebagai hal yang biasa adanya ketentuan adat mengenai larangan perkawinan semarga yang terjadi dalam lingkungan masyarakat adat suku Batak Toba, menyebabkan perkawinan semarga ini sangat dihindari dan dilarang bagi orang Batak Toba. Bukan hanya orang Batak Toba, diharapkan larangan pada pernikahan semarga juga berlaku untuk sub Batak Semarga Dalam segi BiologisTerjadinya perkawinan semarga apabila ditinjau dari segi biologis maka akan berdampak kepada kesehatan manusia itu sendiri yaitu susahnya mencegah penyakit gen buruk dari orang tua ke anak-anaknya kelak, perkawinan seperti ini juga dapat meningkatkan kemungkinan mendapatkan dua salinan gen yang merugikan. Selain daripada itu perkawinan ini juga dapat meningkatkan resiko kematian serta berdampak kepada adanya masalah dalam hal gangguan resesif seperti kebutaan, ketulian, penyakit kulit, cacat dan lain sebagainya. Profesor Alan Bittles, direktur pusat genetik manusia di Perth, AustraliaBagi masyarakat Batak Toba perkawinan semarga mengakibatkan penduduk daerah lain akan mengisolasi mereka yang melakukannya, sebab menurut pandangan mereka menikah dengan marga lain bisa memperluas sistem kekerabatan sedangkan dengan yang semarga tanpa menikahpun mereka sudah menjadi daerah, hukuman atau sanksi yang dikenakan akibat pernikahan semarga tidaklah sama. Ada yang lebih ringan, misalnya hanya dikeluarkan dari masyarakat marga dan tidak diterima pengaduannya apabila seseorang membutuhkan pertolongan dari masyarakat marga yang bersangkutan, hingga ada juga yang hukuman yang biasanya diterima oleh si pelanggar ialah keduanya bisa diusir dari kampung huta, dibuang dari rumpun marganya atau tidak menggunakan marga lagi, di cemooh atau direndahkan di lingkungan masyarakatnya, tidak dapat ikut serta dalam kegiatan adat atau bahkan dibunuh. Namun, seiring dengan adanya perlindungan HAM maka pembunuhan itu tidak ditemukan lagi di saat bagi individu yang melanggar ketentuan hukum adat yang berlaku masih tetap ada dan berlaku. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Maria Novita Parhusip 2012, mengungkapkan bahwa sanksi bagi para pelaku perkawinan semarga yaitu seperti dihina, dicemooh oleh masyarakat menimbulkan konflik interpersonal, dimana konflik yang muncul ketika dua orang/ lebih mengalami ketidaksetujuan. Perselisihan ini dapat disebabkan oleh kesalahpahaman kecil atau sebagai hasil dari komunikasi yang buruk, perbedaan-perbedaan yang dirasakan dan orientasi pelaku yang melakukan perkawinan semarga harus merombak marga sipengantin perempuan dengan marga dari ibu suaminya agar tutur sapa yang semestinya tidak menjadi rusak ataupun tumpang konsekuensinya bagi pelaku adalah mereka tidak bisa mengikuti upacara adat setempat apabila ada horja perayaan besar karena mereka melanggar ketentuan yang berlaku yang masih disakralkan sampai sekarang. Perubahan marga pada pihak perempuan menimbulkan konflik dalam diri, suatu keadaan dimana dorongan-dorongan dalam individu yang memiliki kekuatan yang sama besar berlainan yang muncul pada diri inividu merupakan dampak dari sanksi-sanksi yang akan diperoleh untuk individu yang ingin melangsungkan pernikahan semarga. Konflik-konflik dapat berupa terhadap diri individu tersebut serta konflik antara individu dengan individu lainya di luar individu tersebut. Berlainan arahnya keinginan pelaku pernikahan semarga dengan larangan adat yang menimbulkan sanksi-sanksi sosial membuat pelaku pernikahan semarga mengalami konflik. Maria Novita Parhusip Skripsi 2012Bagi masyarakat Batak Toba, suatu perkawinan tidak sah apabila perkawinan tersebut tidak melaksanakan adat. Disinilah kita dapat melihat kekuatan hukum adat yang berlaku di suatu daerah. Sehingga berbagai macam cara digunakan agar mereka yang menikah dengan yang semarga dapat melaksanakan acara adatnya agar mereka tidak kehilangan identitas dan tetap dapat mengikuti setiap upacara adat yang berlaku di dalam adat suku Batak Yusan Elpriani. 2017. Persepsi Masyarakat Batak Toba Terhadap Perkawinan Semarga Dalam Adat Suku Batak Toba Di Bahal Gajah Sidamanik Simalungun Sumatera Utara. Bandar Lampung. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas LampungBaca juga artikel lainnya tentang Mossak Batak Seni Beladiri dari Tanah Batak, video Sori Mangaraja Sitanggang WARISAN NUSANTARASemua hal yang perlu kamu ketahui tentang Pustaha Laklak dan pelestariannya, The Great PustahaPatung Sigale-Gale dari Tanah Batak Filosofi dari Anakkon Hi Do Hamoraon di Au Meski berumahtangga memiliki tantangan dan kesulitan tersendiri, tak bisa dipungkiri bahwa Anda juga akan mendapat keuntungan menikah setelah dinyatakan sah oleh penghulu. 9 Keuntungan Menikah Berikut ini adalah 9 keuntungan menikah yang hanya bisa dimengerti oleh orang yang sudah sah berumahtangga. 1. Punya gandengan untuk kencan maupun kondangan Salah satu keuntungan menikah, punya teman kencan dan gandengan ke acara kondangan. Setelah menikah, Anda tidak perlu pergi ke acara pesta sendirian, karena ada pasangan yang menemani Anda. Begitupun saat kondangan, ada gandengan yang bisa dipamerkan. Juga ketika acara reunian yang membosankan, ada seseorang yang bisa Anda jadikan teman mengobrol untuk mengusir kebosanan. 2. Tidak perlu ketakutan karena tidur sendiri tiap malam Bangun di tengah malam karena bermimpi buruk pastinya akan semakin terasa buruk jika Anda sendirian. Tetapi jika sudah menikah, akan ada seseorang yang memeluk dan menenangkan perasaan takut setelah mimpi buruk yang dialami. Jadi, tak perlu lagi takut tidur sendiri, ada pasangan yang menemani. 3. Keuntungan menikah, tidak pernah lagi bangun sendirian Keuntungan menikah lainnya, bukan guling yang dipeluk ketika malas bangun pagi. Tapi tubuh hangat pasangan halal kita. Malas bangun pagi, ingin kembali tidur sambil memeluk guling. Namun apabila sudah menikah, bukan guling yang akan dipeluk, tapi tubuh pasangan kita. Kadang, kita pun akan terbangun dengan ciuman atau bisikan lembut di telinga yang menyuruh kita untuk bangun. Melihat wajah orang yang dicintai saat bangun pagi, hal yang sangat indah untuk memulai hari. Betul tidak, Parents? 4. Punya rekan hidup yang selalu setia mendampingi Memiliki orang yang setia mendampingi disaat kita membutuhkan, adalah keuntungan menikah yang hanya bisa didapat setelah halal. Memiliki sahabat sejati, adalah impian semua orang. Dia akan membantu saat kita butuhkan, mendampingi di waktu tersulit dalam hidup. Dan pasangan sah akan menjadi orang paling dekat, sahabat baik dalam hidup yang takkan pernah tergantikan. 5. Ada seseorang yang merawat jika sakit Kalau punya pasangan, pastinya tidak akan sendirian saat jatuh sakit. Itulah keuntungan menikah. Hal paling menyedihkan yang bisa terjadi, Anda jatuh sakit dan sendirian saja di rumah atau kosan. Namun tentu saja hal tersebut tidak berlaku jika sudah ada pasangan yang kita nikahi. Dia akan merawat dan menjaga kita, juga mengurus keperluan kita selama sakit. Tak perlu lagi merasa melankolis karena tidak ada yang menemani selama sakit, karena pasangan kita ada di sana untuk menyembuhkan kita dengan sentuhannya yang penuh cinta. 6. Belajar untuk tidak menjadi orang yang egois adalah salah satu keuntungan menikah Salah satu manfaat menikah adalah kita senantiasa belajar untuk tidak menjadi orang egois. Pernikahan mengajarkan setiap orang untuk tidak menjadi pribadi yang egois, dan belajar arti dari memberi. Menikah berarti kita menghargai orang yang kita nikahi melebihi diri kita sendiri. Jika sebelumnya saat belanja kita hanya memikirkan keperluan kita, kini kita juga akan memikirkan keperluan pasangan. Bila sebelumnya kita memasak untuk satu orang, kini kita juga memikirkan apa yang suka dia makan atau tidak. Selain itu, kita juga akan belajar untuk memahami perasaan pasangan, dan mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan hal terbaik bagi kalian berdua, dan bukan diri sendiri saja. 7. Selalu punya seseorang yang bisa diaku, "Dia milikku." Keuntungan menikah lainnya, kita bisa membanggakan pasangan di hadapan teman-teman. Mengakui seseorang adalah milik kita, tentu berbeda rasanya jika yang diakui adalah pacar dan bukan suami/istri. Pasangan yang kita nikahi akan benar-benar menjadi milik kita jiwa dan raga, pernikahan mengikat kita dengannya seumur hidup. 8. Ada tempat untuk bersandar melepaskan keluh kesah Setelah hari yang penat, atau perselisihan dengan teman yang membuat Anda ingin curhat dengan seseorang. Tentunya sangat menyenangkan jika orang tersebut ada di rumah, dan kita bisa langsung menumpahkan keluh kesah padanya. Selain itu, kita juga punya seseorang yang bisa diajak berunding atau berdiskusi, saat ada hal pelik yang harus diputuskan. Tak perlu lagi memendam uneg-uneg sendiri, karena ada pasangan kita yang siap mendengarkan. Tetapi, tentunya hal ini berjalan dua arah. Anda juga harus siap menjadi tempat berkeluh kesah saat dia membutuhkan tempat curhat. 9. Tidak perlu takut untuk bermesraan, karena sudah halal Bermesraan tak perlu takut dosa atau ketahuan tetangga, karena keuntungan menikah membuat kita bebas melakukan apa saja bersama pasangan. Saat masih pacaran, mesra-mesraan harus dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perasaan was-was takut ketahuan. Tapi, jika sudah memegang buku nikah, apapun halal dilakukan. Tak ada perasaan khawatir takut dosa atau digrebek pak lurah, karena apabila sudah sah, siapa yang berani melarang? *** Adakah keuntungan menikah lainnya yang belum disebutkan di sini, yang Parents alami? Yuk, bagikan di kolom komentar. Referensi Bollywood Shaadis Baca juga Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android. Gabung KomunitasYuk gabung komunitas {{forum_name}} dulu supaya bisa kasih cendol, komentar dan hal seru lainnya. Kenapa batak harus menikah dengan sesama batak? Mungkin gak semuanya menetapkan hal ini, ada juga yg dapat menerima perempuan bukan batak untuk dinikahi. Tapi kenapa ada yang memperbolehkan, dan ada yang tidak? Pembahasan di sini terlepas dari unsur agama. Salah satu alasannya untuk mempertahankan adat. Saya lihat teman2 saya yang bersuku batak memang sangat kuat berpegang pada adat, karena mereka terdidik seperti itu. Namun, apakah dengan menikah dengan selain batak akan mengurangi nilai kebatakan seseorang? Apakah takut budayanya tidak diwariskan? Apakah sulit untuk mengajarkan budaya dan adat istiadat kepada seseorang yang memilih dan mau diajari? Ada yang bisa membantu saya mengerti mengenai hal ini? 20-12-2017 1641 KASKUS Maniac Posts 4,732 mau ngerti,? 1. setiap orang/pihak punya pilihan masing2 2. hargai pilihan orang lain 20-12-2017 1820 KASKUS Addict Posts 3,185 Tanyalah kepada orang tua kamu, karena merekalah yang tidak setuju. 20-12-2017 1832 Aktivis Reg. Banten Kulon Posts 17,222 sistem kekerabatan Batak cukup rumit sih. intinya gini. kenapa ada pariban ? biar silsilah keluarga yang tadinya jauh deket lagi. coba cek silsilah keluarga nya 20-12-2017 1918 BATAK RIBAK GARIS KERAS 20-12-2017 1946 Menurut ane nggak gitu juga, banyak kok yg ane liat nikah dgn yg bukan batak/suku lain. Tapi gini, kalo cowo yg batak yang nikah, ya jangan sampai ganti marga atau lupa akan adat, karna dia yang neruskan garis keturunan marga nenek moyangnya patrilineal. Kalo cewek batak yg nikah sih, kurang tau, tapi bisa² aja sih, asal yaitu, tetap menghormati adat. Oiya, di batak juga ane pernah liat ada ritual beli marga. Jadi yg bukan suku batak itu bisa bermarga batak dgn serangkaian upacara adat. Ini ane liat sendiri temen ane yg Koto padang jadi pasaribu. 20-12-2017 2132 " T R A D I S I " 21-12-2017 1648 au ah gelap 22-12-2017 0627 Kaskus Addict Posts 3,438 Quote Makasih, tar ane baca. 23-12-2017 0939 Kaskus Addict Posts 1,985 Bukan cuma Batak doang, kok. Minang juga, Jawa juga... Kenapa? Karena orang tua-tua belum mampu menerima perbedaan dari adat lain. 23-12-2017 1015 Kaskus Maniac Posts 7,735 asal jgn nikah ama sesama jenis aj bre 23-12-2017 1649 Kaskus Addict Posts 2,066 QuoteOriginal Posted By dhpw►Kenapa batak harus menikah dengan sesama batak? Mungkin gak semuanya menetapkan hal ini, ada juga yg dapat menerima perempuan bukan batak untuk dinikahi. Tapi kenapa ada yang memperbolehkan, dan ada yang tidak? Pembahasan di sini terlepas dari unsur agama. Salah satu alasannya untuk mempertahankan adat. Saya lihat teman2 saya yang bersuku batak memang sangat kuat berpegang pada adat, karena mereka terdidik seperti itu. Namun, apakah dengan menikah dengan selain batak akan mengurangi nilai kebatakan seseorang? Apakah takut budayanya tidak diwariskan? Apakah sulit untuk mengajarkan budaya dan adat istiadat kepada seseorang yang memilih dan mau diajari? Ada yang bisa membantu saya mengerti mengenai hal ini? Kamu ditolak bukan karena batak atau non batak tapi karena penghasilanmu ternyata UMR 23-12-2017 2301 QuoteOriginal Posted By dhpw►Kenapa batak harus menikah dengan sesama batak? Mungkin gak semuanya menetapkan hal ini, ada juga yg dapat menerima perempuan bukan batak untuk dinikahi. Tapi kenapa ada yang memperbolehkan, dan ada yang tidak? Pembahasan di sini terlepas dari unsur agama. Salah satu alasannya untuk mempertahankan adat. Saya lihat teman2 saya yang bersuku batak memang sangat kuat berpegang pada adat, karena mereka terdidik seperti itu. Namun, apakah dengan menikah dengan selain batak akan mengurangi nilai kebatakan seseorang? Apakah takut budayanya tidak diwariskan? Apakah sulit untuk mengajarkan budaya dan adat istiadat kepada seseorang yang memilih dan mau diajari? Ada yang bisa membantu saya mengerti mengenai hal ini? Ya gitu lah gan rumits emang, ini btw ceritanya kayak saya banget. Batak dan non batak. Terlepas dari adat istiadat batak yg kuat, tapi seharusnya individunya yang bisa mengendalikan diri. Kalau dia memang niat yang mau sama beda suku ya perjuangkan, tapi kalau tau ada aturan yg sangat keras mending stop sampai tahap perkenalan saja. 24-10-2018 1902 Lha daripada botak hrs menikah dgn yg botak jg, apa ga lebih bingung tuh? 25-10-2018 0506 Menurut ane sbg batak aseli nih, karna bagi orang batak adat itu mahal. Makanya kalo tiap acara batak itu besar2 karena mengundang semua kerabat. Nah, kalo yg satu batak nikah sama yg non batak, pas pesta adatnya pasti ada yang kurang kan, karna keluarga salah satu mempelai tidak menganut kekerabatan adat batak misal tulang, opung, ito, dll. Padahal, tiap keluarga dari mempelai mempunyai bagian masing2 dalam adat batak tanpa terkecuali. 25-10-2018 2251 tergantung dari pola pikir sih... salah satu diantaranya untuk menjaga ketrunan agar tidak menghilang dari muka bumi dan menjadi hanya sekedar tinggal kenangan... 25-10-2018 2313 Karena paksaan ortu 26-10-2018 0046 Kaskus Addict Posts 3,431 tergantung orang tuanya sih 26-10-2018 0800

keuntungan menikah dengan orang batak