LumajangNetwork Pendiri NU Hadratus Syaikh KH Hasyim Asyari haramkan shalat dengan niat Rebo Wekasan di bulan Safar.Rebo Wekasan adalah hari terakhir pada bulan Safar dimana sebagian tarekat meyakini perlu melakukan shalat untuk menghindari nasib sial.. Dalam kitab Tanqih al-Fatwa al-Hamidiyah, NU Menjawab Problematika Umat dari PWNU Jatim dikutip juga pendapat Hadratus Syaikh KH Hasyim
AdiPermana. - Kamis, 20 Januari 2022 | 15:30 WIB. Terdapat sejumlah dalil al-Qur'an dan hadits yang memerintahkan tentang taat pada pemimpin (Tangkap layar aplikasi Ensiklopedi Hadits) Selain itu, juga terdapat sejumlah hadits yang memerintahkan tentang ketaatan kepada pemimpin. Diantaranya sebagai berikut: ุนู ุฃุจู ูุฑูุฑุฉ ุฑุถู
SekjenGerindra Ahmad Muzani, anggota DPR Andre Rosiade saat ziarah kubur ke makam KH Maimun Zubair (Mbah Moen di Makkah, Rabu (22/3/2023). Foto: DPP Gerindra JAKARTA - Ketua Fraksi Gerindra DPR RI Ahmad Muzani dan rombongan menziarahi makam KH Maimun Zubair ( Mbah Moen ) di permakaman Ma'la, Makkah seusai menjalankan ibadah umrah
KiaiHaji Maimun Zubair atau sering dipanggil Mbah Moen lahir di Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928 dari pasangan Zubair Dahlan dan Mahmudah. Ayahnya adalah seorang kiai besar di daerahnya. Sejak kecil Maimun Zubair dididik dalam lingkungan nilai-nilai agama yang kuat. Tak hanya itu, ia juga belajar secara khusus ilmu agama kepada ayahnya
Halini diisyaratkan Al-Qur'an dengan kata ุดุชุงุก yang bermakna penghujan, pada firman ALLOH: ูุฅููุงู ูุฑูุด ุฅููุงููู
ุฑุญูุฉ ุงูุดุชุงุก ูุงูุตูู Kata syita' didahulukan dalam penyebutannya dari pada kata ุตูู shoif yang bermakna kemarau menunjukkan bahwa tahun itu sejatinya dimulai pada resi bintang Libra yaitu
Kisah KH Maimun Zubair Didatangi Rasulullah SAW dalam Mimpi Titip Dzurriyahnya Mondok โข TRIBUNWIKI: KH Maimun Alias Mbah Moen, Ulama NU yang Tersohor, Pernah Mimpi Bertemu Rasulullah SAW. Namun, si santri secara tiba-tiba mengurungkan niatnya karena Mbah Moen dipastikan telah memiliki banyak serban.
NLNw. Nama Maimoen Zubair terkenal di seantaro nusantara sebagai seorang bijak bestari. Beliau akrab disapa Mbah Mun, begitu santri dan masyarakat umum memanggilnya. Setiap tutur kata dan tindakannya senantiasa menjadi panutan bagi santri dan pecintanya. Mbah Mun selalu menyempatkan mengaji untuk santri-santrinya. Terkadang kondisi yang rapuh di usia senjanya tak bisa menyurutkan istiqomahnya dalam mengajar dan mendidik umat. Di sela-sela rutinitas mengaji, beliau tak jarang bahkan seringkali menyempatkan diri menerima tamu-tamu dari berbagai kalangan. Semua diperlakukan sama, dengan penuh penghormatan dan kearifan. Bisa dipastikan, usai mendengarkan wejangan atau nasihat dari Mbah Mun, banyak tamu yang merasa mendapatkan pencerahan atau oase di tengah kebimbangan menjalani kehidupan. Tamu beliau setiap hari berdatangan silih berganti. Jarang sekali menjalani hari-hari tanpa kedatangan tamu. Meski sekadar perkara remeh yang ingin disampaikan oleh tamu, Mbah Mun tak pernah memandang sebelah mata. Semua yang datang sowan didoakan dengan tulus, semoga mendapatkan keberkahan. Mbah Maimun sejatinya bukan hanya membekas di hati para santri dan kalangan pesantren belaka. Para penganut lintas agama tak sedikit yang menyanjungnya dan merasa akrab dengan beliau. Terkadang ada tamu nonmuslim yang datang, sekadar meminta petuah, beliau tetap berkenan menerima dan memberikan wejangan yang dibutuhkan. Saya pernah suatu ketika melihat ada seorang keturunan tionghoa bertamu kepada Mbah Mun. Sepertinya kalau tidak salah tamu tersebut nonmuslim. Tamu tersebut adalah seorang perempuan dengan pakaian yang mungkin bisa dianggap tidak syarโi. Tapi setelah selesai bertamu, tampak raut wajahnya berbinar seakan mendapatkan sesuatu yang mencerahkan. Tidak ada yang meragukan kealiman Mbah Mun. Sanad keilmuan beliau bersambung pada guru-guru mulia yang bertalian langsung sampai kepada Kanjeng Nabi. Banyak bukti yang telah tercatat atau terekam dalam berbagai media. Mbah Mun banyak menulis buku-buku keislaman yang sangat mengagumkan. Di dalamnya bisa ditemui keterangan guru-gurunya. Selain itu pituturnya dalam berbagai momen terekam dalam dunia digital dan tersebar dibanyak media. Dalam banyak keterangan yang disampaikan Mbah Mun, kekayaan khazanah Islam begitu luas dan menjangkau banyak hal. Tentang sosial, ekonomi, budaya sampai tentang nosianalisme. Maka, tak jarang seringkali di sela-sela pengajiannya beliau mengaitkan keterangan-keterangan yang disampaikan tentang Islam yang selalu selaras dengan mencintai tanah air. Jiwa nasionalisme tampak begitu nyata dalam kata-kata dan tindak tanduknya. Mungkin Mbah Mun tak pernah mengenyam pendidikan formal sedikitpun, tapi tak ada yang meragukan keluasan pandangannya tentang nasionalisme. Dalam banyak kesempatan, beliau menyinggung hari lahirnya yang bertepatan dengan deklarasi sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Beliau menegaskan kecintaannya pada tanah air. Baginya Indonesia adalah anugerah yang patut disyukuri dan dijaga bersama. Tak jarang beliau melantangkan sumpah pemuda. Satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa yang terbingkai dalam Indonesia. Beliau tak segan menyanyikan lagu nasional; satu nusa, satu bangsa, satu bahasa kita, Indonesia pasti jaya untuk selama-lamanya. Bahkan demi menyanyikan Indonesia Raya dalam suatu acara penting, beliau tegar berdiri meski seharusnya tetap duduk di kursi roda. Tak terasa saya merasa haru dan terpompa untuk terus mencintai Indonesia. Banyak kenangan tentang Mbah Mun yang sudah ditulis oleh para santri dan orang-orang yang mencintainya. Tersebar di berbagai media. Sejak kabar wafatnya Mbah Mun tersebar, banyak tulisan yang menceritakan hal-hal berkesan dan membekas. Baik pengalaman pribadi maupun catatan-catatan nasihat yang sempat disampaikan Mbah Mun. Salah satu yang sangat mengesankan adalah tentang anjuran agar tidak mudah menuduh orang lain kafir dan anjuran agar dalam mengajar tak perlu memaksakan diri membuat santri pintar, tapi diniatkan dengan tulus menyampaikan ilmu, sedangkan selebihnya diserahkan kepada Tuhan bagaimana nantinya santri yang diajar. Banyak pesan-pesan yang lebih mengesankan lainnya yang dengan mudah bisa dicari dalam banyak media sosial. Saya ingin mencoba berbagi kesan dalam mengiringi berpulangnya Mbah Mun. Dalam kitab Taโlim Mutaโallim dijelaskan bahwa guru ideal itu mencakup tiga kriteria; alim, wiraโi dan sepuh. Tanpa penjelasan lebih lanjut tiga kriteria tersebut bisa kita pahami sebagaimana dulu mengaji di Pesantren. Mbah Mun mencakup ketiga kriteria tersebut tanpa sedikitpun keraguan. Saya yakin semua orang akan bersepakat, baik orang yang mengenal beliau secara langsung maupun tidak. Sempat mencecap ilmu beliau dua tahun lalu 2017, saat ngaji posoan adalah momen yang sangat mengesankan. Saat itu kitab yang dikaji Mbah Mun adalah Ithafu Ahlil Islam bi Khususiyatis Siyam libni Hajar Al-Haitamy. Kitab ini dikaji baโda Subuh dan baโda Isyaโ. Baโda Subuh kira-kira dimulai jam setengah tujuh sampai menjelang dzuhur jam sebelas atau sekitar jam setengah duabelas siang. Sedangkan baโda Isyaโ dimulai usai merampungkan shalat terawih kira-kira jam delapan sampai menjelang larut malam sekitar jam setengah duabelas malam. Mungkin waktu yang begitu lama, duduk 4-5 jam tanpa istirahat, bagi beliau adalah hal biasa, tapi bagi santri amatir seperti saya duduk sambil konsentrasi menyimak dan mencatat hal-hal penting dalam kitab yang dibaca adalah hal yang sangat melelahkan dan terkadang tak sadarkan diri tertidur pulas alias ndlosor, sampai tiba-tiba pengajian usai. Penjelasan-penjelasan yang disampaikan begitu gamblang dan sangat mencerahkan. Usia yang sudah cukup uzur itu tak berpengaruh pada suaranya yang masih sangat jelas. Saya tak bisa membayangkan bagaimana proses belajar beliau semasa muda, sementara di masa senjanya saja masih begitu kuat berjam-jam menelaah kitab dengan sangat teliti dan cermat. Ingatan dan pandangan beliau yang begitu kuat dan berkarakter khas nasionalis seringkali memukau. Bak lautan tak bertepi, ilmu beliau sangatlah luas. Selalu ada hal yang mengagumkan dalam penyampaiannya. Kealiman beliau benar-benar tak bisa diragukan sama sekali. Setiap kali mengaji, -meski seringkali terkapar-, selalu ada inspirasi dalam keterangan yang disampaikan. Saya meyakini masa muda beliau tak pernah disia-siakan. Sanad ilmu yang didapat dari berbagai guru adalah bukti kesungguhannya dalam menimba ilmu sejak dulu. Karena itu, tak heran jika keilmuannya menyegara atau begitu luas, seluas samudera tak bertepi. Tapi hal itu tidak bisa didapat secara instan. Mbah Mun bertahun-tahun menimba ilmu di berbagai pesantren dengan pelbagai guru yang mumpuni. Keluasan ilmu yang sangat masyhur itu tak lantas membuat Mbah Maimoen cenderung eksklusif dalam menyikapi berbagai persoalan. Dari persoalan masyarakat secara umum sampai soal negara dan bangsa, Mbah Mun selalu menjadi rujukan. Dalam masalah Pilpres misalnya, Mbah Mun selalu mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa. Siapapun yang terpilih harus bisa menjadi pengayom masyarakat. Kepedulian Mbah Mun terhadap nasib negara dan bangsa sangat besar, hingga meski di usia senjanya itu masih bersedia untuk meluangkan waktu memberikan solusi mengenai persoalan-persoalan politik yang dihadapi negara. Beliau senantiasa mengedepankan perdamaian dan persatuan bangsa. Politik yang diajarkan bukanlah politik praktis, melainkan politik kebangsaan tingkat tinggi. Mbah Maimoen adalah sosok ulamaโ kharismatik nasionalis yang memandang siapa dan apapun dengan pandangan kasih sayang. Yandhurul ummah biโainir rahmah. Sehingga siapapun dan apapun yang dihadapi akan selalu merasakan kedamaian dan mendapatkan pencerahan yang sangat mengesankan. Tak ada kebencian sedikitpun yang terpancar. Hanya kasih sayang dan cinta yang tulus bagi bangsa dan negara yang selalu tampak dari sosok Maimoen Zubair. Memandang wajahnya yang teduh itu seakan persoalan-persoalan kehidupan yang membuat penat dan menggelisahkan, sirna terkena pancarannya. Cinta dan ilmunya ibarat lautan tak bertepi. Tapi kini Tuhan telah mengambilnya. Kembali ke haribaan-Nya. Saya yakin beliau telah berpulang ke rahmatuLlah dengan penuh senyuman. Sebagaimana senyuman yang senantiasa terpancar saat memberikan wejangan. Selamat jalan KiaiโฆSemoga kelak panjenengan perkenankan kami sowan bersama, menghadap kanjeng Nabi. Aamiin.
๏ปฟKompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. KH Maimun Zubair adalah seorang ulama ahli fikih, yang berasal dari daerah Rembang tepatnya di Sarang. Masyarakat Rembang biasanya memanggil KH Maimun Zubair dengan sebutan Mbah Moen Mun. Mbah Moen menjadi rujukan para Ulama Indonesia di bidang fiqih. Beliau adalah seorang ulama yang alim, faqih dan menjadi idola pada kalangan anak muda terutama para santri karena kata mutiara dari mbah Moen dapat menjadi penggerak atau gertakan untuk semua umat islam. KH Maimun Zubair lahir pada 28 Oktober 1928 di Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Beliau adalah putra pertama Kiai Zubair Dahlan dan Nyai Mahmudah. Ibu dari Beliau sendiri adalah putri dari Kiai Ahmad bin Syu'aib, pendiri dari pondok pesantren al - Anwar. Pondok pesantren Al-Anwar saat ini dipimpin oleh beliau sendiri, bahkan saat ini juga terdapat MTS dan MA Al-Anwar. Di tahun 2008, mbah Moen mendirikan pondok pesantren Al-Anwar 2 di Gondan Sarang Rembang, yang diasuh oleh KH Ubab Maimun putranya. Biasanya, di bulan Ramadhan beliau bisa berjam-jam duduk tanpa henti untuk membacakan kitab, semua waktu beliau gunakan hanya mengutamakan untuk ilmu dan para penuntutnya. Yaitu dengan mengajarkan kepada para santrinya. Meskipun Beliau baru pulang dari perjalan sejauh apapun dan keadaan Beliau yang sudah sangat sepuh, Beliau tetap meluangkan waktu untuk mengajar santri-santrinya. Bahkan, beliau sempat tertidur beberapa detik ditengah-tengah membacakan kitab untuk antri-santrinya. Keikhlasan beliau yang begitu besar dalam mengajar dan mendidik para santri tanpa mengharap apapun. Selain menjadi pengasuh pesantrean Al-Anwar, beliau juga menjabat sebagai Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan. PPP menjadi pilihan Beliau untuk menyalurkan aspirasi umat lewat politik. Beliau juga aktif dalam kepengurusan NU. Pada 1985 - 1990, Beliau menjabat sebagai Ketua Syuriah NU Provinsi Jawa Moen menutup usia di umur 90 tahun tepatnya pada 6/8/2019, beliau wafat di Makkah bertepatan saat beliau menunaikan ibadah haji. Mbah Moen dimakamkan di Ma'la, Mekkah. Makam beliau berdekatan dengan makam guru beliau, Sayid Alawi al-Maliki al-Hasani dan makam istri Rasulullah saw, Sayyidah Beliau, tentu menjadi suatu peristiwa tak terlupakan bagi umat Islam, terutama di Indonesia. Karena seluruh umat islam di Indonesia kehilangan seorang Guru Besar umat muslim, karena Beliau dikenal sebagai sosok yang patut untuk diteladani, karena sifat dan sikap kebajikannya. Beliau adalah orang yang sabar, penyayang, santun, tegas, selalu bersyukur, rendah hati, dan sebagainya. Beliau juga sering memberikan kata - kata mutiara untuk para penuntut ilmu, yaitu para santrinya. Beikut beberapa kata kata mutiara mbah Moen untuk para santrinya;"Ora kabeh wong pinter kuwi bener, ora kabeh wong bener kuwi pinter" yang berarti tidak semua orang pintar itu benar, tidak semua orang benar itu pintar. Daripada menjadi orang pintar tapi tidak benar lebih baik menjadi orang benar walaupun tidak pintar."Ojo mikir engko dadi opo, sing penting sinau sing sergep" Jangan mikir kelak akan jadi apa yang penting belajar yang giat. Kata-kata itu yang selalu disampaikan Mbah Moen kepada santri-santrinya. Lihat Humaniora Selengkapnya
Suatu ketika beliau memberi nasihat tertulis kepada para santrinya dan mengatakan ููุจุบู ููุทุงูุจ ุณูู
ุง ูู ุขุฎุฑ ุงูุฒู
ุงู ุฃู ูุชุนูู
ูู ูุชูู
ุฐ ุนูุฏ ุนุงูู
ูุชุตู ูุณุจู ุฅูู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ุ ุฃู ูุฏุฑุณ ูุชุงุจุง ู
ู ู
ุคููุงุช ุงูุนุงูู
ุงูุฐู ูู ู
ู ุฐุฑูุฉ ุงูุฑุณูู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
. ูุฐูู ุงูุนุงูู
ูุณู
ู ูู ุงูุงุตุทูุงุญ ุจุนุชุฑุฉ ุงูุฑุณูู. Seyogyanya bagi seorang pelajar apalagi di jaman akhir, belajar di bawah naungan ahli ilmu yang sanadnya sampai pada Rasulullah SAW, atau mempelajari karya โ karya orang Alim yang masih ada hubungan darah dengan Rasulullah SAW, ูุฃู ูู ุขุฎุฑ ุงูุฒู
ุงู ูุชุฒูุฒู ุฅูู
ุงู ุดุฎุต ููุทุนุฉ ู
ู ูุทุน ุงููููุ ูุตุจุญ ุงูุฑุฌู ู
ุคู
ูุง ููู
ุณู ูุงูุฑุง ููู
ุณู ู
ุคู
ูุง ููุตุจุญ ูุงูุฑุง ููุง ููุฌู ุฅูู
ุงู ุฅูุง ุฅูู
ุงู ู
ู ุฃุญูุงู ุงููู ู
ุขูู ุฅูู ุฑุณูู ุงููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ุ ุงูุฐู ุจุงุจู ุงูุฃุนุธู
ุณูุฏูุง ุนูู ุจู ุฃุจู ุทุงูุจ ูุฑู
ุงููู ูุฌููุ ููู ุตุญุงุจู Karena di jaman akhir, iman seseorang kerap kali tidak stabil ibarat malam cepat berlalu, kerapkali seorang laki-laki berstatus mukmin di pagi hari, dan berstatus kafir di sore hari, begitu juga tidaklah iman seorang hamba akan selamat kecuali jika Allah hidupkan kembali dengan Ilmu. Dan ilmu Agama hanya bersumber dari Rasulullah, berpintukan Sayyid Ali Bin Abi Thalib selaku sahabat Nabi. ููู ูุซูุฑุง ู
ู ุงูุตุญุจุฉ ููุณ ู
ู ุฃูู ุงูุจูุช ุฃู ู
ู ุฐุฑูุฉ ุงูุฑุณููุ ููู ุฃูุซุฑูู
ู
ู ุงูุฃุฌุงูุจ ู
ุซู ุฃุจู ุจูุฑ ูุนู
ุฑ ูุนุซู
ุงู ูุฃุจู ุจูุฑ. ูุงูุตุญุจุฉ ูู
ุงูุนุงูู
ููุ ูุงูุนุงูู
ู
ุซู ุงููุฌู
ุ ูุงูุตุญุจุฉ ูู
ุงูุฃูุฌู
ุงูุฒูุฑ ูู
ุง ูุงู ุณูุฏูุง ู
ุญู
ุฏ ุฃุตุญุงุจู ูุงููุฌูู
ุจุฃููู
ุงูุชุฏูุชู
ุงูุชุฏูุชู
Hanya saja, tidak sedikit Sahabat-sahabat Nabi yang bukan Ahlul bait atau kerabat Nabi, Akan tetapi melalui jalur nasab berbeda seperti Abu Bakar, Umar dan Sayid Utsman. Para sahabat adalah ahlul ilmi seluruhnya, orang alim itu ibarat bintang-bintang, dan para sahabat nabi adalah bintang-bintang seluruhnya, seperti yang di sabdakan Nabi Muhammad SAW Sahabat-Sahabatku bagaikan bintang, siapapun yang kalian ikuti, dia itu kalian mendapat petunjuk. ููู ุญู ุฃูู ุจูุชู ูุงู ุฑุณูู ุงููู ุฅู ู
ุซู ุฃูู ุจูุชู ูููู
ู
ุซู ุณูููุฉ ููุญ ู
ู ุฑูุจูุง ูุฌุง ูู
ู ุชุฎูู ุนููุง ูููุ ุฑูุงู ุงูุญุงูู
Rasulullah bersabda seputar keistimewaan garis keturunanya Sesungguhnya perumpamaan keluargaku di antara kalian, bagaikan perahu Nabi Nuh AS, barang siapa yang menaikinya beruntunglah dia, dan barang siapa yang membelakanginya hancurlah. HR. Hakam. ููุงู ุงูุฏูุจุนู ูุณููู ูููุฌุงุฉ ุฅุฐุง * ุฎูุช ู
ู ุทููุงู ูู ุฃุฐู ูุงูุฌ ูููุง ูุง ุชููู ูุฐุง * ูุงุนุชุตู
ุจุงููู ูุงุณุชุนู Imam Ad-Dibaโi berkata Dan perahu ahlul bait untuk keberuntungan saat kau khawatir akan setiap musibah *Maka Keberuntungan akan didapati bagi yang menaikinya musibah tidak akan menerkamnya. Mintalah perlindungan dan pertolongan kepadaAllah. ู
ู ูู
ุชูู ุงูุณูููุฉ ูุงู ุฃูู ุจูุช ุงูู
ุตุทูู ุงูุทูุฑ * ูู ุฃู
ุงู ุงูุฃุฑุถ ูุงุฏูุฑ ุดุจููุง ุจุงูุฃูุฌู
ุงูุฒูุฑ * ู
ุซู ู
ุง ูุฏ ุฌุงุก ูู ุงูุณูู Siapakah perahu itu, Imam Ad-Dibaโi berkata Mereka adalah Ahlul Bait yang suci, mereka adalah tonggak keamanan bumi. Mereka diumpakan bintang โ bintang dan bunga, seperti yang telah di sebutkan di dalam Hadist-Hadits Nabi. ููุญู ูู ู
ุซู ูุฐู ุงูุฃูุงู
ุฅูู
ุงููุง ูุซูุฑุง ู
ุง ูุชุฒูุฒู ุจุณุจุจ ู
ูุฌ ู
ู ุงูุฃู
ูุงุฌ ุงูุชู ููุง ูุฑุงูุง ููุดูุฏูุง ุญูููุง Dan saat ini, kami melihat iman-iman kami kerapkali tidak stabil, sebab deraian ombak โ ombak yang kami lihat di sekitar .ูููุจุบู ููุง ุฃู ูุฑูุจ ุชูู ุงูุณูููุฉ ุงูุชู ุชุฌุฑู ูู ุงูุจุญุฑ ููุณูู
ู
ู ู
ูุฌ ู
ู ุงูุฃู
ูุงุฌ ุญุชู ูููู ุฑุจูุง ููู ููุจู ุฅูู
ุงููุง Maka seyogyanya bagi kita menaiki perahu yang sedang berlayar, agar kita selamat dari deraian ombak, hingga kita dapat bersua dengan tuhan dengan membawa iman yang yang tuhan menerima keimanan kita. ูุฐูู ุงูุฑูุจ ุจุงูุชุนูู
ูุงูุชูู
ุฐ ู
ู ุนูุฏ ุงูุญุจูุจ ุฃู ุงูุณูุฏ ุฃู ุจุชุฏุฑูุณ ูุชุงุจ ู
ู ู
ุคููุงุช ุนุชุฑุฉ ุฑุณูู ุงููู Dan tunggangan itu dengan cara belajar dan berguru kepada Habib atau Sayid atau dengan cara belajar karya ulama dari garis keturunan Rasulullah. ููู ุงูุฌุฑู ูู ุงูุจุญุฑ ูุง ุจุฏ ูู ู
ู ู
ุนุฑูุฉ ุฌูุฉ ููููุง ูุถูุ ูุฐูู ุจู
ุนุฑูุฉ ุงููุฌู
ุ ูุงููุฌู
ูู ุงูุนุงูู
Akan tetapi, berlayar di lautan haruslah mengetahui arah agar tidak tersesat, dan hal itu hanya dapat diketahui dengan cara mengetahui bintang, yakni orang-orang alim. ูููุจุบู ุญููุฆุฐ ุฃู ูุฌู
ุน ุจูู ุงูุนูู
ุงูุธุงูุฑ ุงูุฐู ู
ุนุธู
ู ู
ู ุงูุนุงูู
ุงูุฐู ููุณ ู
ู ุนุชุฑุฉ ุงูุฑุณููุ ูุจูู ุงูุนูู
ุงูุจุงุทู ุงูุฐู ู
ุนุธู
ู ู
ู ุฐุฑูุฉ ุงูุฑุณูู Oleh karena itu, seyogyanya bagi seorang pelajar menghimpun ilmu dzahir yang notabenenya hanya di miliki orang alim yang bukan dari jalur Dzurriyah Nabi, dan ilmu batin yang notabenenya dimiliki Dzurriyah Nabi. ููุฐูู ููุฑุฃ ุดูุฎูุง ูู ุงูู
ุฑุฉ ุงููุงุฏู
ุฉ ูุชุงุจ ุฑุณุงูุฉ ุงูู
ุนุงููุฉ ููุณูุฏ ุนุจุฏ ุงููู ุจู ุนููู ุงูุญุฏุงุฏ Oleh sebab itu, syaikhina maimoen pada kesempatan lalu membaca kitab Risalatul muaโwanah karya Sayid Abdullah Bin alawi al haddad. ูุจุนุฏ ุฃู ูุตูู ุงูุตุจุญ ููุฑุฃ ูู ู
ุคูู ุงูุฅู
ุงู
ุบุฒุงูู ุฅุญูุงุก ุนููู
ุงูุฏูู. ููู ูุฌู
ุน ุจูู ุงูุณูููุฉ ูุงููุฌู
ุญุชู ูุฌุฏ ุฏุฑุง ูุงููุชุง ุงูุฐู ูู ุงูุญูููุฉ Dan dilanjutkan dengan membaca karya Imam Al-Ghazali โIhyaโ ulumuddinโ setelah Shalat Subuh, agar beliau dapat menghimpun antara perahu dan bintang, sehingga memperoleh tempat yang indah bagaikan yaqut yakni Hakikat cinta kepada Allah. ูุฐูู ุงูุฏุฑ ูููู ุฃุณูู ุงูุจุญุฑ ุงูุนู
ููโฆูุงููู ูููููุง ูู
ุง ูู ุฑุถุงูุ ุฃุณุชุนุฐุฑ ู
ููู
ุญูุซ ูุฌุฏุชู
ูู ูุชุงุจุชู ูุฐู ูุซูุฑ ุงูุฎุทุฃ ุฃู Dan hal itu merupakan nilai yang paling rendah, mudah-mudahan Allah selalu menuntun kita pada jalan yang diridhoinya, maโafkan aku jika kalian menemukan kesalahan dari apa yang aku tulis, terimakasih. Wallahu aโlam.โ โ โ โ
kata kata kh maimun zubair tentang santri